Kuningan, PPJ
Satu lagi berita duka atas wafatnya Guru Bangsa, sosok yang selama ini menjadi Inspirasi yaitu Kiyai Ayip Abdullah Abas pada malam Jum’at tanggal 05 Maret 2020 jam 22.51.
Dalam perjalanannya beliau adalah seorang panutan yang luar biasa, disamping seorang Kiyai yang tidak hanya sebagai cicit dari Seorang pahlawan Nasional KH. Abas Buntet tapi juga seorang kiyai yang sangat Vokal membela kaum-kaum marjinal dengan tindakan-tindakan nyata.
“Kami dari Komunitas Pekabe Nu Uing mengucapkan Bela sungkawa dan Berduka yang dalam atas wafatnya Guru Bangsa.” Kata Dhohir salah seorang pengurus Komunitas Pekabe Nu Uing yang ada di kantor DPW PKB Jabar.
Kata Dhohir, “Wafatnya beliau bukan hanya kehilangan bagi Keluarga Besar Pondok Pesantren Buntet dan Padepokan beliau yang ada di Kp. Dukuh Desa Padabeunghar Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan tapi juga merupakan kehilangan bagi kami dan bangsa ini, untuk itu kami mengajak sahabat semua di manapun berada untuk memanjatkan doa kepada beliau dan kami mendukung penuh kegiatan tahlilan selama 7 hari DPW PKB Jawa Barat, sebagai bentuk rasa hormat kepada Beliau.” Ungkapnya.
Masih menurut Dhohir, “Beliau juga merupakan penasihat Pengurus Pusat Pencak Silat Pagarnusa kemudian merangkul geng motor XTC yang dikenal bringas di wilayah Cirebon, dan berkat tangan dinginnya mereka mengubah aksinya menjadi santun.” Urainya.
Kemudian di ketahui Kiai Ayip juga dikenal kerap mendirikan majelis selawat diberbagai tempat diantaranya di Ciputat ia mendirikan majelis selawat bersama mahasiswa-mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya Ketum PP Pagar Nusa M Nabil Haroen (Gus Nabil) yang mengabarkan Kiai Ayip mengembuskan napas terakhir tak lama setelah memimpin jamaah rutinan Shalawat Nariyah di kediamannya dan mengenakan kaos Pagar Nusa.
“Selamat jalan kekasih Shalawat Dan Syafaat akan menyertaimu mengantarkan sempurnanya Ruh Dan Jasadmu, dan engkau akan ditempatkan disisiNYA dalam kemulyaan karena menjadi penolong bagi umat Muhammad semasa hidupmu. Dan semoga rasa kasihmu pada umat Muhammad dapat tersambung dalam diri kami untuk meneruskan perjuanganmu karenaNya Al-Fatihah….” Pungkas Gus Nabil dalam doa bersamanya. (Dedi Supriadi)