Garut Pewaris Padjadjaran
Pemerintah Kabupaten Garut menyiapkan dua opsi, untuk menghindari banjir ke depannya di Kecamatan Pameungpeuk, yakni pertama merelokasi rumah warga dan kedua membuat tanggul agar air dari luapan sungai tidak masuk permukiman penduduk.

“Ada dua pilihan yang pertama relokasi, biayanya cukup mahal karena rumahnya cukup banyak, Kedua membuat tanggul menggunakan bronjong,”kata wakil bupati Garut dr. Helmi Budiman, Sabtu (24/9/2022).
Ia mengatakan upaya mengantisipasi kejadian serupa yang cukup rasional yaitu membangun tanggul di pinggiran sungai Cipalebuh. “Tanggul ini dengan bronjong, itu mungkin pilihan yang paling rasional saat ini,” Ujar Helmi.

Namun pembangunan tanggul itu, tambah Helmi,” Tidak bisa langsung di lakukan oleh Pemkab Garut karena kewenangan sungai ada di Pemerintahan Propinsi Jabar, kita nanti koordinasi dengan Provinsi, karena sungai ini ada di bawah provinsi,”Tutur Helmi.
Menurut dia, Selain mengatasi daerah rawan banjir, perlu juga dilakukan perbaikan kondisi lahan hutan yang menjadi kawasan hulu sungai, jika terjadi banjir di suatu daerah, kata Helmi, kemungkinan ada lahan hutan yang harus diperbaiki atau diperbanyak penanaman pohon agar ada lahan tegakan.
Helmi menyampaikan, sambil mempersiapkan langkah antisipasi kedepannya, pemerintah daerah sudah melakukan penanganan awal untuk menanggulangi daerah yang terdampak banjir di Kecamatan Pameungpeuk.
“Banjir dari luapan sungai Cipalebuh itu, telah mengenangi 1.644 rumah warga Kecamatan Pameungpeuk dengan katahori keruksakan masih dilakukan pendataan. Banjir serupa sudah terjadi sebelum tahun 2020, namun bencana saat ini lebih besar dan banyak yang terdampaknya dan jumlah kerugian masih dalam penghitungan,”katanya.(Iwan Setiawan).