Nagreg, Pewaris Padjadjaran
Kawargian keluarga besar D. Darmitha Atmadja merupakan Thema dari rangkaian acara sambut Tahun Baru Masehi 2022 dengan Pagelaran seni budaya Pencak Silat yang diikuti oleh seluruh Paguron Gagak Lumayung se Bandung Raya.
Sebanyak 32 Paguron yang ada se Bandung Raya hadir memeriahkan acara pagelaran seni budaya yang diadakan oleh Ketua Paguron Paku Payung Gagak Lumayung tersebut, masing masing Paguron mementasan anak didiknya untuk tampil dalam semi pasanggiri mulai dari Ibing tunggal dan demontrasi jurus yang di peragakan.
Sebelumnya ketika pembukaan putri dari sesepuh pendiri paguron Gagak Lumayung Rd. D. Darmitha Atmaja yaitu Hj. Dede Kodariah yang mendapat hadiah penghargaan dari Keraton Sumedang Larang tersebut mengatakan, “Sebetulnya dirinya tidak mengetahui acara menyambut datangnya Tahun Baru Masehi 2022 ini dimeriahkan dengan menggelar pentas budaya seni bela diri pencak silat, yang akhirnya diketahui ternyata ini adalah gagasan putranya yaitu Mulya Wibawa yang diketahui juga sebagai Ketua Paguron Paku Payung Gagak Lumayung, darah seni ini mungkin telah menetes dari kakeknya seorang pendiri Paguron Gagak Lumayung yang sangat menyukai seni bela diri Pencak silat ini.”Tutur Hj. Dede.
” Namun saya juga bangga ada salah seorang keturunan ayah saya yang menyukai seni budaya Pencak silat ini, mari lanjutkan seni sunda ini karena siapa lagi yang akan melestarikan seni budaya sunda kalau tidak kita sendiri.” Pungkasnya.
Selanjutnya disela pagelaran hadir anak angkatnya Hj. Dede yaitu Ir. H. Iswahyudi MT, yang memberikan sambutan,” Saya sangat bangga melihat penampilan para anak didik dari berbagai Paguron pencak silat Gagak Lumayung se Bandung Raya ini, mereka begitu apik menampilkan jurus yang di iringi alunan kendang pencak yang khas dari dataran Pasundan ini.” Ujar Iswahyudi yang di ketahui dulunya adalah sebagai asisten staf khusus Presiden era Presiden SBY ini.
Iswahyudi berharap, “Semoga seni budaya warisan leluhur para karuhun ini tetap lestari dan tidak hilang dari bumi pasundan dan jangan sampai kalah dengan budaya bangsa lain bahkan saya dan rekan yang ada di Cikeas Bogor sering berlatih juga bersama Jendral Bambang yang di latih oleh Dadang.”Pungkasnya.
Diakhir acara tepat jam 24 malam pagelaran di tutup dengan menampilkan kendang rampak yaitu ada 3 pasang pemain kendang yang menabuh berbarengan di iringi dengan pesta kembang api.(Lena).