Cicalengka, Pewaris Padjadjaran
Kali Citarik yang melintas ke desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung sudah rutin diwaktu musim penghujan selalu dilanda banjir akibat meluapnya sungai Citarik karena air kiriman dari hulu sungai di wilayah Kabupaten Sumedang dan banjir tersebut selalu mengancam pemukiman penduduk sekitar bantaran sungai bahkan sampai ke wilayah Kecamatan Rancaekek.
Namun kini berkat gagasan cemerlang sang insfirator dari seorang tokoh masyarakat yaitu Heri pendiri Bangbara Bedas sanggup mengatasi banjir akibat meluapnya sungai Citarik, dan dengan kegigihannya Heri sanggup mengalahkan para ahli dari BBWS.
Menurut Heri, dirinya merasa peduli dan terpanggil terhadap masalah banjir yang terus melanda di desa Panenjoan tersebut, “Gagasan menangani banjir tersebut berawal dari kunjungan Bupati Bandung H. M. Dadang Supriatna, S.I.P., M.Si. yang mencanangkan program 100 hari kerjanya dan berjanji akan menuntaskan masalah banjir di bantaran sungai Citarik yang berhasil mengundang Kepala BBWS Citarum untuk diminta pendapat dan bantuannya dalam menangani masalah banjir di Cicalengka dan Rancaekek.” Ujarnya.
Setelah pertemuan antara Kepala BBWS Citarum, Bupati Bandung H. M. Dadang Supriatna, S.I.P., M.Si. Camat Cicalengka Entang Kurnia SE, M.Si, wakil ketua Komis B DPRD Kabupaten Bandung Yayat Sudayat (Abah Yayat) dari Davil IV, lalu dirinya yang langsung mendengar pihak BBWS akan memberikan bantuan alat berat bersama bahan bakar solarnya, namun sampai saat ini hanya datang alat berat dalam kondisi mogok dan bahan bakar pun tak kunjung datang.
Berkaca dari pertemuan tersebut Heri Bangbara atau sapaan akrabnya Bos Heri mengambil langkah cepat dengan anggaran swadaya masyarakat serta anggaran pribadinya langsung bergerak dengan mengumpulkan warga masyarakat yang berada di bantaran untuk rela memberikan lahannya buat pelebaran aliran sungai Citarik yang terlihat sempit, dan masyarakatpun antusias menyerahkan lahannya buat pelebaran sungai Citarik.
” Saya mengambil langkah cepat dengan anggaran swadaya masyarakat serta anggaran pribadi saya langsung bergerak dengan mengumpulkan warga masyarakat yang berada di bantaran sungai untuk rela memberikan lahannya buat pelebaran aliran sungai Citarik yang terlihat sempit, dan masyarakatpun antusias menyerahkan lahannya buat pelebaran sungai Citarik.”Ujarnya.
Selanjutnya kata Bos Heri,” Saya menyewa alat berat berikut operatornya untuk menormalisasi sungai Citarik yang berawal dari Desa Haurpugur Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung hingga ke Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang dengan jarak sekitar 5 Km, kondisi sungai yang awalnya diketahui mempunyai lebar 3,5Meter dengan kedalaman 1,2 Meter dan setelah di keruk dan dibabat pohon liar di bibir sungai lebarnya menjadi 8 Meter dan tinggi menjadi 3,4 Meter.”Imbuhnya.
“Coba saksikan sekarang sungai Citarik tidak terjadi banjir, air mengalir dengan lancar tanpa ada genangan air di sekitar SPBU Citarik dan pemukiman warga.” Ungkapnya.
Masih menurut Bos Heri, “Saya mengerjakan normalisasi sungai Citarik itu adalah karena sosial aja dan kepedulian masyarakat serta di dukung para Kepala Desa, Camat, bahkan pengusaha sekitar namun tak sedikit kocek sendiripun keluar, namun yang penting saya puas melihat hasilnya.” Kata Bos Heri.
Heri berharap masyarakat Panenjoan khususnya dan umumnya kita semua bisa terhindar dari musibah banjir tersebut, dan menjadi pelajaran bagi para tim ahli di BBWS yang sudah berpengalaman dalam mengatasi masalah banjir namun selalu tidak tuntas mengatasinya karena terbentur anggaran, namun terbukti kalau pekerjaan normalisasi sungai bersama sama masyarakat walaupun kita bodoh bisa tuntas banjir hilang.” Pungkas Bos Heri menutup pembicaraan dengan awak media Pewaris Padjadjaran sambil melempar senyum puas. (Red).