Majalengka, Pewaris Padjadjaran
Belasan Guru SDN di Kabupaten Majalengka Jawa Barat diduga kena tipu 3 orang makelar yang menawarkan jasa take over pinjaman dari Bank swasta ke Bank BUMN.
Menurut salah seorang guru SDN Sukadana di wilayah Lemahsugih yang bernama Ida Parida menuturkan kepada awak media PPJ bahwa, “Awal kejadiannya bermula dari kedatangan 3 orang wanita yaitu Dedeh yang menyuruh Bu No lalu Bu No menemui Rostilah salah seorang warga Kampung Cinambo yang juga berprofresi sebagai guru SD di Cinambo lalu Parida pun mengajak temen seprofesinya untuk bersama sama memindahkan pinjamannya ke salah satu Bank yaitu Bank BJB yang dianggap sangat menguntungkan.” Ungkapnya.
“Saya dianjurkan untuk bersama melunasi piutang yang masih tersisa pinjamannya yaitu di Bank BKC katanya dikisaran Rp.50 jutaan, spontan saya berusaha mencari dana untuk dikasihkan ke 3 orang tersebut guna melunasi piutangnya di Bank BKC Cirebon.” Imbuh Parida menambahkan.
Masih menurut Parida, dirinya diajak ke Bank BKC Cirebon untuk menebus surat sertifikasi guru dan melunasi piutangnya, namun dirinya disuruh menunggu diluar dan yang masuk ke Bank BKC melunasi pinjaman tersebut adalah ke tiga orang wanita tersebut, tak lama kemudian ketiga orang tersebut keluar dan katanya sudah beres dilunasi tinggal kelengkapan pinjaman buat take over ke Bank BJB, kemudian Parida di mintai foto copy surat aplikasi kelengkapan pinjaman, dan Sertifikasi guru yang kebetulan katanya ada petugas yang mengaku dari Bank BJB dengan menggunakan kendaraan roda 4 bertuliskan Bank BJB yang akan memproses langsung pinjamannya.
Setelah itu Parida di beri uang Rp.20 juta sebagai kelebihan uang pinjamannya dan katanya dirinya tinggal menyicil ke Bank BJB Kecamatan Talaga Majalengka namun pencairannya tidak di kantor Bank namun di mobil Bank BJB yang ada di Talaga Kab. Majalengka tentu saja ini kabar yang sangat menggembirakan, “Saya tidak perlu repot dan jauh harus ke Cirebon.” Katanya.
Korban selanjutnya adalah Mamat guru di SDN Colom Cikijing, dan Aat guru dari SDN Panyikiran Jatitujuh dengan modus sama yaitu take over pinjaman dari BKC ke Bank BJB dan dimintai uang sebesar Rp. 50 juta untuk menebus sertifikasi guru di BKC Kota Cirebon.
“Kini semua guru merasa senang pinjamannya sudah pindah ke Bank BJB Cabang Majalengka namun sebulan kemudian, Parida mendapatkan kabar penagihan dari Bank BKC Cirebon masih ada dan belum diselesaikan dengan total tagihan sebesar Rp. 50 juta berarti Bu Eno yang berjanji menyelesaikan tunggakannya di Bank BKC belum diselesaikan dan dibayarnya, malah di Bank BJB pun sudah ada tagihan baru juga sebagai pinjaman baru.”Ungkap Mamat kepada awak media yang mewawancarainya.
” Berarti pinjaman ke Bank BJB memakai jaminan apa ko bisa sertifikasi ada dua di Bank BKC Cirebon dan di Bank BJB Talaga juga dengan jaminan surat Sertifikasi guru, ini pasti diduga jaminannya ada ganda dan ketiga orang tersebut lah diduga pelakunya.”tuturnya.
Para guru berharap kepada Bu Dedeh, Bu Eno, dan Bu Rostilah segera membereskan masalah ini kami sudah percaya namun kepercayaan ini dirusak, dan kami secepatnya permasalahan ini segera beres.” Pungkasnya. (Dedi).