Bandung, Pewaris Padjadjaran
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat di hebohkan dengan karangan bunga “Berduka Cita Atas Predikat Jabar Sebagai Provinsi Terkorup Di Indonesia” berdiri hiasi depan kantor Gubernur hingga menarik perhatian warga, Selasa (21/09/21).
Karangan bunga berupa sindiran tersebut mengundang rasa ingin tau warga yang melintas depan papan bunga itu sehingga banyak pasang mata pengendara roda empat, sepeda motor baik pejalan kaki yang berhenti dan mengabadikan ucapan di papan bunga dengan kamera ponsel mereka.
Papan bunga yang berada di depan kantor Gubernur itu pun menjadi heboh, karangan bunga yang mencantumkan nama elemen masyarakat Lembaga Pemuda Mandiri Peduli Rakyat Indonesia (PMPRI) disebut sebagai bentuk kritik sosial terhadap kinerja Pemprov Jabar dalam upaya mengantisipasi tindak pidana KKN.
“Kami adalah lapisan masyarakat yang terorganisir berperan aktif sebagai kontrol sosial menyayangi predikat yang di raih oleh Pemprov Jabar atas gelar tersebut, kasus bergengsi yang paling banyak dilakukan adalah penggelapan uang negara, gratifikasi, dan penyuapan”, ujar Ketua Umum PMPRI Joker dalam keterangan persnya, Bandung (21/09/21).
Joker menjelaskan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat adanya 101 kasus korupsi berhasil diungkap di Jawa Barat sejak 2004. Jumlah itu menjadikan Jabar berada di posisi teratas sebagai provinsi penyumbang kasus tindak pidana korupsi paling banyak se-Indonesia.
“Di Jabar itu termasuk salah satu dari sepuluh kasus besar korupsi yang di daerah yang ditangani KPK, dari 2004 hingga sekarang terakumulasi 101 kasus KKN sehingga Jawa Barat sekarang ini berada di peringkat satu dengan jumlah kasus terbanyak”, ujar Joker
Perilaku seperti ini mengingatkanya pada romantisme Jabar dan Demang Belanda yang artinya sifat korupsi itu secara subtansial adalah memeras keringat rakyat dengan hanya tumpang kaki diatas meja, dan hal itu di rasa bentuk manifestasi Pemprov Jabar dengan di nobatkan nya sebagai Provinsi terkorupsi se Indonesia oleh KPK.
“Ya ini dikarenakan moralitas para pejabat kita di Jawa Barat masih terganggu sehingga banyaknya gelar “Oknum Pejabat”, yang membuktikan bahwa ternyata mereka masih banyak yang tertarik berbaju kontras berwarna oren yang gagah bak pahlawan tanpa dosa, ini semua disebabkan miskin moralitas dan rendahnya harga diri yang labil sehingga mereka belum cukup dikategorikan sebagai pelayan publik”, ujar Joker
Menurutnya, bahwa Jabar terasa seperti Demang Belanda, sebab hal itu dilakukan di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang justru asyik menikmati menononton TV sambil meneguk keringat Rakyat dan menggoyangkan penanya hanya demi segelontoran dana segar yang jelas-jelas hal tersebut mencederai hati masyarakat, mereka lupa bahwa masyarakat terbiasa bertaruh nyawa demi beberapa nyawa di keluarganya, pungkas Joker. (Dedi).