Garut, PPJ
Sebanyak 2 desa yaitu, desa Marga Mulya dan desa Cikondang di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut terdata belum terjangkau jaringan internet. Kondisi geografis Harus ditenggarai jadi penyebab mengapa provider atau penyedia jasa layanan internet belum bisa menjangkau seluruh wilayah, terutama di pelosok.
Kondisi ini diakui Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Garut
H. Muksin menyulitkan Pemkab Garut melakukan akselerasi program desa digital. Padahal kebutuhan jaringan internet saat ini cukup penting untuk mempermudah proses pelayanan publik. Apalagi sekarang dengan adanya pendemi Covid-19, semua serba online.
H. Muksin mengungkapkan, pelayanan publik konvensional sudah harus beralih berbasis digital. Selain responnya cepat, pelayanan berbasis digital dinilai efektif dan efisien. Namun pada pelaksanaannya belum semua desa di Garut dapat melakukan program tersebut lantaran terkendala instalasi internet yang belum menjangkau semua desa khususnya di wilayah terpencil bagian selatan.
Dari total 11desa di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut, kata H. Muksin, 2 desa di antaranya belum terkoneksi jaringan internet. Sementara, program Desa Digital menuntut semua desa harus terfasilitasi jaringan internet guna pelayanan berbasis digital.”Sejauh ini masih ada 30 desa yang belum terkoneksi jaringan internet,” ungkapnya, Kamis (29/9/2020).
Ke 2 desa itu, terangnya, terletak di kawasan selatan Kabupaten Garut. Kawasan tersebut memiliki konstur tanah bergunung sehingga mengakibatkan pengusaha provider internet enggan membangun jaringan internet disana.
Masih menurut H. Muksin, masyarakat desa saat ini sudah harus melek teknologi terlebih, saat ini bergulir program pelaporan berbasis digital menggunakan layanan sms dan telepon gratis.
“Misal jalan ruksak sampai bencana alam, harus segera dilaporkan sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat, dan anak sekolah yang sekarang belajar dirumah, ini kan butuh jaringan internet untuk pelaporan/pemberitahuan cepat,” tukasnya.
Kendati demikian, masyarakat masih dapat mengakses internet melalui data seluler. Namun itupun hanya beberapa jaringan seluler saja karena terbatasnya tower atau pemancar signal.
Asep Suherman misalnya, pelajar asal desa Marga Mulya Kecamatan Cisompet, harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli paket internet. Pasalnya di desa yang ia tinggal tidak ada satupun jaringan data seluler dan karena itu harus menggunakan kendaraan ketempat internet walaupun lambat.
Tidak ada pilihan paket data, selain menunggu guru pembingbing yang datang kerumah, ungkapnya. Ditambah lagi pekerjaan tugas dari sekolah selalu terlambat pemberitahuannya.
Dia membutuhkan akses internet yang cepat dengan kapasitas besar. Tidak heran jika untuk mengupload file, dirinya harus pergi ke Cisompet dan memakai wifi. “Kadang kadang kalau uplaod dengan ukuran file besar harus pergi ke pameungpeuk untuk menggunakan wifi gratis”, terangnya. (T.Wirama/Iyan)