Nagreg, PPJ
“Para Sesepuh Perguruan Silat Gagak Lumayung dari berbagai wilayah yang ada di Provinsi Jawa Barat adakan Gotra sawala atau berkumpul bersilaturahmi dalam mensosialisasikan acara pembentukan panitia dan merumuskan acara menuju Munas.”Ungkapan ini di lontarkan oleh juru bicara dari para penerus paguron Gagak Lumayung asep dan Andi Lesmana dirumah salah seorang keturunan Sesepuh Paguron Gagak Lumayungn D. Darmita Atmadja yaitu Hj. Dedeh Kodariah belum lama ini.
Adapun tamu undangan yang hadir adalah dari berbagai paguron Gagak Lumayung yang tersebar di seluruh Provinsi Jawa Barat diantaranya dari Cipatat Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung hadir juga Sesepu Eyang Eman Sulaeman, dari Cikeas Kabupaten Bogor rombongan H. Ir. Iswahyudi,MT, Drs. Mustahari Sembiring, Adi, Komar, Edwin, Singgih dan pembesar dari Mabesad TNI seorang jenderal yaitu Bambang, serta banyak lagi para tokoh yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Acara pembukaan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al’Quran yang dibawakan oleh KH. Ustad Hendi Efendi, selanjutnya acarapun dilanjutkan dengan penampilan jurus dan Rajah pirigan Gagak lumayung dengan tampilan jurus oleh Riki sedangkan pirigan rajahnya dibawakan oleh Aom Andi Lesmana.
Dalam sambutan yang mewakili tuan rumah dari Keluarga besar salah seorang sesepuh pendiri paguron Pencak silat Gagak Lumayung Alm. D. Darmitha Atmaja yaitu Hj. Dede Kodariah memaparkan bahwa,
“Tempat ini adalah salah satu tempat sejarah berdirinya paguron Gagak Lumayung sekitar Tahun 1948 dan pada Tahun 1955 ikut mensukseskan dalam acara kenegaraan yaitu konfresi Asia Afrika di bandung dan sukses mendapat Sertifikat keliling dunia yang diikuti oleh 25 orang mengunjungi enam negara untuk mempromosikan seni bela diri Gagak Lumayung.” Ungkapnya.
Masih menurut Hj. Dedeh, “Ingat perjuangan merebut kemerdekaan kita hanya melawan dengan menggunakan bambu runcing kenapa kita bisa menang dan dapat mengusir penjajah Negara, itu karena di barengi ilmu bela diri yaitu Silat serta dibarengi semangat perjuangan dan persatuan yang kuat akhirnya bisa memenangkan perjuangan tersebut,”Imbuhnya.
Hj, Dedeh berpesan semua sesepuh dan generasi penerus untuk terus dikembangkan seni bela diri warisan dari para Karuhun kita dan jangan takut kini Paguron Gagak Lumayung mempunyai Indung (sosok seorang Ibu) yang selalu ada dalam perguruan Gagak Lumayung.” Tandasnya.
Selanjutnya menurut Dadang Priatna dan Aom Andi Lesmana selaku pupuhu paku payung Gagak Lumayung yang berkeinginan mempersatukan dan membuat sebuah acara forum gagak lumayung dan dengan adanya paku payung sebagai agenda mempersatukan serta mengikat tali silaturahmi antara paguron gagak lumayung yang tersebar di seluruh Indonesia dan berkeinginan membentuk berupa pasukan pendekar atau prajurit gagak lumayung yang tangguh.
“Saya berkeinginan mempersatukan dan membuat sebuah acara forum gagak lumayung dan dengan adanya paku payung sebagai agenda mempersatukan serta mengikat tali silaturahmi antara paguron gagak lumayung yang tersebar di seluruh Indonesia dan berkeinginan membentuk berupa pasukan pendekar atau prajurit gagak lumayung yang tangguh.”Ujarnya.
Dirinya bukan untuk menandingi Persatuan Perguruan Pencak Silat (P3S) Gagak Lumayung tapi dirinya ingin mempersatukan semua paguron dan dirinya telah bersosialisasi mengunjungi berbagai paguron yang ada dan Alhamdulilah ini merupakan satu kehormatan dan ditempat ini sekarang semua bisa berkumpul, mari kita mengikatkan diri dan kalau memang ada pernyataan yang salah tolong dikritisi untuk perbaikan.
“Saya ingin mempersatukan semua Paguron dan dirinya telah bersosialisasi mengunjungi berbagai paguron yang ada dan Alhamdulilah ini merupakan satu kehormatan dan ditempat ini sekarang semua bisa berkumpul, mari kita mengikatkan diri dan kalau memang ada pernyataan yang salah tolong dikritisi untuk perbaikan.” Kata Andi Lesmana menambahkan.
Hal senada pun dilontarkan oleh salah seorang sesepuh atau saksi sejarah berdirinya Paguron Bela diri Gagak Lumayung Encep Hermawan yang terlihat sudah berusia sepuh pun mengatakan, “Memang benar perguruan gagak lumayung sudah berdiri sejak Tahun 1948 serta besar di Tahun 1955 ketika berlangsungnya Konprensi Asia Afrika dan dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada para generasi penerus yang terus mempertahankan seni budaya asli tatar sunda ini terus bertahan karena budaya kita juga tidak kalah dengan budaya asing.” Ujar Encep di acara silaturahmi ini.
“Saya juga secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada adik adiknya diantaranya dadang, dan terutama Koko jangan bosan menurunkan ilmu silatnya kepada generasi penerus dan jangan pula bosen untuk mendatangi dan mempersatukan semuanya.” Imbuh Cecep yang kini berdomisili di wilayah Ciroyom Bandung tersebut.
Wasiat dari keturunan pupuhu Rd. Popo Sumadipraja yang dibacakan oleh Wa Nandang Koko memberikan amanah kepada generasi anak gagak lumayung bisa berkibar lagi dan ada dalam kesuksesan dan ilmu beladiri ini bisa membawanya dalam beramal kebaikan janganlah kita membesarkan budaya orang lain karena buda kita tidak kalah bagusnya.
Amanat dewan sesepuh 1 Rd Popo Sumadipraja, “Baris ka sakabeh ayena di tepikeun deui ka maraneh kabeh poma kudu diniatan keur ngalanggengkeun seni budaya warisan para karuhun nu sakitu mulyana ulah sampai ngamumule budaya batur lain keur teuteunggeul tapi di gunakeun kana jalan kahadean dumasar silih asih silih asah silih asuh muga muga P3S bisa dipikareueus Sunan Rahmat Suci nu sakitu luhurna.”
Acarapun diakhiri dengan ramah tamah dan penyerahan sertifikate/Piagam Penghargaan serta cendera amata dari sesepuh Hj. Dede Kodariah dengan di iringi oleh kesenian asli sunda yaitu tembang sunda yang diiringi alunan kecapi suling. (Lena)